Home »
» Apa Itu Sindrom Down?
Sindrom down merupakan istilah medis yang ditemukan pertama
kali oleh dokter Langdon Down pada tahun 1866 untuk menggambarkan
gangguan mental pada anak. Sindrom down atau biasa juga disebut down sindrom
pada beberapa dekade terakhir secara dramatis menunjukkan harapan hidup
meningkat dengan perawatan medis dan inklusi sosial yang membaik.
Seseorang dengan sindrom down dengan kesehatan yang baik rata-rata hidup
sampai usia 55 atau lebih.
Sindrom down adalah gangguan genetik yang terjadi pada sekitar
1 dari 800 kelahiran hidup dengan penyebab utama gangguan kognitif.
Sindrom down mulai dari ringan sampai sedang dikaitkan dengan
ketidakmampuan belajar, keterlambatan perkembangan, karakteristik fitur
wajah, dan otot rendah pada awal masa bayi. Banyak orang dengan sindrom
down juga memiliki cacat jantung, leukemia, awal-awal penyakit
Alzheimer, masalah gastrointestinal, dan masalah kesehatan lainnya.
Pengertian sindrom down (dalam istilah medis disebut trisomi
21), adalah suatu kondisi di mana bahan genetik tambahan menyebabkan
keterlambatan dalam cara seorang anak berkembang, baik secara mental dan
fisik. Fitur fisik dan masalah medis yang terkait dengan sindrom down
dapat bervariasi dari satu anak denga anak lainnya. Sementara beberapa
anak dengan down sindrom membutuhkan banyak perhatian medis, yang lain
menjalani kehidupan yang sehat. Perlu diketahui bahwa penyakit sindrom down tidak dapat dicegah, namun sindrom down dapat dideteksi sebelum anak lahir atau pada masa prenatal (masih dalam kandungan).
Mengetahui Penyebab Sindrom Down
Biasanya, pada saat pembuahan bayi mewarisi informasi genetik dari
orang tua dalam bentuk 46 kromosom: 23 dari ibu dan 23 dari ayah. Dalam
sebagian besar kasus sindrom Down, seorang anak mendapat ekstra kromosom
21 – dengan total 47 kromosom, bukan 46. Mengingat pengertian sindrom
down, maka di dapatkan sebuah penalaran bahwa materi genetik tambahan
inilah yang menyebabkan fitur fisik dan keterlambatan perkembangan yang
berhubungan dengan penyakit sindrom down.
Meskipun tidak ada yang tahu pasti mengapa down sindrome terjadi dan
tidak ada cara untuk mencegah kesalahan kromosom yang menyebabkan hal
tersebut, para ilmuwan tahu bahwa wanita dengan usia 35 atau lebih
memiliki risiko lebih tinggi secara signifikan untuk memiliki anak
dengan kondisi tersebut. Pada usia 30 tahun misalnya, seorang wanita
memiliki sekitar 1 dalam 900 kesempatan mengandung seorang anak dengan
sindrom down.
Anak-anak dengan sindrom Down cenderung untuk berbagi ciri fisik
tertentu seperti profil wajah datar, miring ke atas mata, telinga kecil,
dan lidah yang menonjol. Otot nada rendah (disebut hypotonia) juga
karakteristik anak dengan down sindrome. Walaupun ini dapat dan sering
meningkatkan dari waktu ke waktu, kebanyakan anak-anak biasanya mencapai
tahap perkembangan seperti duduk, merangkak, dan berjalan apalagi jika
mendapatkan terapi sindrom down.
Sindrom down
mempengaruhi kemampuan anak untuk belajar dengan cara yang berbeda,
sebagian besar memiliki gangguan intelektual ringan sampai sedang.
Anak-anak dengan penyakit sindrom down bisa belajar, dan mampu
mengembangkan keterampilan sepanjang hidup mereka. Mereka hanya mencapai
tujuan dengan kecepatan yang berbeda.
Masalah Medis Yang Berkaitan Dengan Sindrom Down
Sementara beberapa anak-anak dengan sindrom down tidak memiliki
masalah kesehatan yang signifikan, yang lain mungkin mengalami sejumlah
masalah medis yang membutuhkan perawatan dan terapi sindrom down
ekstra. Sebagai contoh, hampir setengah dari semua anak yang lahir
dengan sindrom down akan memiliki cacat jantung bawaan (penyakit jantung
kongenital).
Anak-anak dengan penyakit sindrom down juga meningkatkan risiko
hipertensi pulmonal, suatu kondisi serius yang dapat menyebabkan
kerusakan ireversibel ke paru-paru. Oleh karena itu, semua bayi dengan
sindrom down harus dievaluasi oleh seorang ahli jantung pediatrik.
Sekitar setengah dari semua anak-anak dengan down sindrome juga
memiliki masalah dengan pendengaran dan penglihatan. Kehilangan
pendengaran dapat berhubungan dengan penumpukan cairan di telinga dalam
atau masalah struktural dari telinga itu sendiri. Masalah penglihatan
umumnya termasuk amblyopia, penglihatan menjadi rabun, dan peningkatan
risiko katarak. Evaluasi rutin oleh audiolog dan dokter mata diperlukan
untuk mendeteksi dan memperbaiki masalah sebelum mereka mempengaruhi
bahasa dan keterampilan belajar.
Related Posts:
BLOOD TRANSFUSION
HYPERSENSITIVITY
Hypersensitivity (also
called hypersensitivity reaction or intolerance) is a set of
undesirable reactions produced by the normal immune system, including allergies and autoimmunity.
… Read More
Kamu tahu ANEMIA
Pengertian
Anemia
adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein pembawa
O2) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jari… Read More
Primary Detection of Disorde
3 periods of screening
1. Preconception
Can
be useful to identify people a risk for specific disorders or at risk for
passing a disorder onto their childre… Read More
Gangguan Jaringan Saraf Juga Dapat Terjadi Pada Anak Muda
Sebagian orang mengira
gangguan jaringan saraf hanya dapat terjadi pada lansia,padahal ada banyak
penyakit yang menyerang jaringan ini di usia muda. Mengenali jenis-jenis
dan cara pencegahannya wajib untuk diketah… Read More
Jeli Mengenali Gejala Anemia Hemolitik
Anemia kadang masih dianggap sepele oleh sebagian orang, padahal kondisi
ini bisa berisiko mengganggu kesehatan. Ada beragam jenis anemia. Salah satu
yang penting dikenali gejalanya adalah anemia hemolitik.
Sel darah me… Read More
0 komentar:
Posting Komentar